Jumat, 30 Desember 2011

Pestisida di Padang Golf Hasil Penelitian Lingkungan USGA

Oleh : Budi Tjahjono

Pestisida yang digunakan di padang golf sebenarnya merupakan bagian yang sangat kecil dari total pestisida yang digunakan dalam bidang pertanian  Namun demikian masyarakat menaruh perhatian terhadap hal karena adanya persepsi bahwa intensifnya pemeliharaan padang golf berpotensi mencemari lingkungan.  Isu lingkungan kini merupakan isu global, dan padang golf pun tak terlepas dari isu ini. Berbagai komentar, baik yang positif maupon negalif, telah dilontarkan orang tentang pernbangunan dan praktek pemeliharaan padang golf. Tentunya muatan komentar itu tak lepas dari sudut pandang, pengalaman, dan kepentingan masing-masing pihak.
Banyak komentar masyarakat yang bernada emosi - namun ada pula yang mencoba mencari jawab atas permasalahan ini secara obyektif dan ilmiah. Sampai saat ini, umumnya media massa baik di Indonesia maupun luar negeri, lebih banyak menyitir pendapat sebagian orang yang datanya cenderung ekstrim sehingga ada kesan dramatis. Data yang lebih banyak dihasilkan lembaga penelitian yang kompeten kurang mendapat publikasi media massa. Untuk rnemberikan imbangan dan menyebarluaskan data yang lebih akurat perlu adanya pemberitaan hasil penelitian para pakar.  Menyadari pentingnya dukungan data ilmiah untulk menjawab pertanyaan dan tantangan sekitar persoalan lingkungan yang dikaitkan dengan padang golf, Wed State Goff Assocation (USGA) mulai antara lain mensponsori suatu program penelitian tiga tahun (1991 - 1994) mengenai pestisida dan pupuk yang diaplikasikan kehamparan rumput padang golf. Mengembangkan metoda alternatif (non-kirniawi) untuk pengendalian, dan menentukan pengaruh padang golf terhadap orang dan satwa liar. Hasil penelitian oleh para pakar dari 10 universitas di Amerika ini telah dimuat dalarn USGA Green Section Record Edisi Jan/Feb 1995. Berikut ini adalah beberapa ringkasannya dan beberapa keterangan dari Dr Michael P. Kenna, Direktur USGA Green Section Reseach, sebagai salah satu bahan informasi bagi kita sernua.
Pestisida yang digunakan di padang golf sebenarnya merupakan bagian yang sangat kecil dari total pestisida yang digunakan dalam bidang pertanian. Namun demikian, masyarakat menaruh perhatian terhadap hal ini, karena adanya persepsi bahwa intensifnya pemeliharaan padang golf berpotensi mencemari lingkungan.
Mengenai pestisida dii padang golf, Dr Michael Kenna menerangkan bahwa bahan-bahan kimia yang diaplikasikan di padang golf akan terdegradasi dan secara hayati menjadi tidak aktif. Secara umum, ada enam proses yang mempengaruhi produk kimia yang diaplikasikan di padang golf.

Proses ini meliputi:
  • Pelarutan oleh air.
  • Penyerapan oleh mineral tanah dan bahan organik.
  • Degradasi oleh mikroba tanah.
  • Degradasi kimiawi dan fotodekomposisi.
  • Penguapan,
  • Penyerapan oleh tanaman.
Mengenai 'nasib' pestisida di padang golf ini pernah pula penulis uraikan dalam PROGOLF No, 08/1994.
Resiko pencemaran pestisida dipengaruhi oleh banyak faktor. Misalnya, sifat bahan kimia, jenis tanah, lokasi atau tapak dan pengelolaan. Resiko pencemaran meningkat antara lain: bila bahan kimianya mudah larut, persisten, tanahnya porous dan sedikit mengandung bahan organik, tapaknya miring, dan dekat air permukaan, dan bila ada kesalahan aplikasi.        Dari beberapa faktor ini, dapat dipelajari bahwa salah satu cara untuk mengurangi resiko pencemaran adalah pengelolaan yang baik. Contohnya, dalam aplikasi pestisida hendaknya operator memperhatikan dan mengikuti petunjuk pada label. Pestisida yang digunakan hendaknya yang fidak mudah terbawa air dan relatif fidak persisten.

Beberapa point hasil penelillian selama tiga tahun secara ringkas adalah sebagai berikut:

Dr Gerald Horst, University of Nebraska: Setelah 16 Minggu dibawah kondisi pengelolaan fairway padang golf, residu pestisida isazofos, metalaxyl, chlorfyrifos, dan pendimethalin dalam tanah dan dalam hamparan rumput paling banyak hanya satu persen dari total pestisida yang diaplikasikan. Rata-rata dalam waktu dua bulan. Empat pestisida yang diuji telah terdegradasi 90 %.

Dr Nick Christian, Iowa State University: Pestisida dan pupuk yang diaplikasikan ke Kentucky Bluegrass berpotensi untuk tercuci melalui profil tanah 30 Cm, bila diairi dengan cara yang tidak benar. Pencucian pestisida dan pupuk dapat sangat dikurangi selama empat minggu setelah aplikasi dengan pengairan yang ringan dan lebih sering daripada pengairan berat dan sering. Lapisan thatch (antara permukaan tanah dan hijauan rumput) dapat secara nyata mengurangi jumlah pestisida masuk ke profil tanah.

Dr Al Smith, University of Georgia: Data dari penelitian pada simulasi putting green mengindikasikan bahwa konsentrasi 2,4 - D, mecoprop, didhiopyr dan dicamba dalarn air yang melewati tanah adalah jauh dibawah 4 ppb (bagian per milyar). Menurut model prediksi pencucian untuk pertanian, angka ini seharusnya sebesar 50 sampai 60 ppb. Hal ini menunjukkan bahwa model prediksi yang ada sekarang terlalu finggi memperkirakan potensi pencucian pestisida melewati sistem pertanaman rumput.
Kurang dari 0.5 % jumlah pestisida yang diaplikasikan (2,4-D mecoprop. dithiopyr, dan dicamba) ditemukan dalam air yang melewati simulasi USGA putting green selama periode sepuluh Minggu.
Tidak ada chlorpyritos atau OH-chlopyrifos terdeteksi dalam air yang melewati profil simulasi putting green dalam evaluasi rumah kaca ataupun lapangan Sejumlah kecil chlortalonil dan OH chlortalonil ditemukan tercuci melalui green, namun jumlahnya kurang dari 0,2% total yang diaplikasilkan.
Data dari petak percobaan aliran perrnukaan (runoff) pada fairway dengan kemiringan 5 derajat menunjukkan bahwa ada potensi sejumlah kecil 2,4 -D, dicamba dan mecoprop meninggalkan petak dalam air permukaan waktu hujan 2" dengan intensitas 1 " per jam. Aliran permukaan ini berkenaan dengan infiltrasi yang jelek pada tanah berkadar liat tinggi

Dr Bruce Branham, Michigan State University: Pencucian nitrat dapat diabaikan; kurang dari 0,2% total nitrogen yang diaplikasikan ditemukan pada ke dalaman 4” (122 Cm) dan permukaan (sistem terdalam di antara semua studi). Nitrogen yang terdeteksi kurang dari 10 kali lebih rendah diri slandar air mint um Nitrogen yang menguap diperkirakan sampat 34%.
Hanya dua (dicamba dan triadimefon) dari delapan pestisida yang dievaluasi terdeteksi (2 - 31 ppb) dalam air perkolasi pada ke dalaman 4 ft (122 Cm). Pestisida 2,4 - D berpotensi sangat mobil, namun tidak ada dalam air perkolasi.  Potensi pencucian fosfor sangat rendah kecuali di area yang tanahnya berpasir dengan kemampuan penyerapan yang rendah.  Daerah perakaran dan thatch mempunyai aktivitas hayati yang tinggi, dan ini memungkinkan hamparan rumput berfungsi seperti saringan ketika pestisida dan pupuk diaplikasikan.

Dr Richard Cooper, University of Massachusetts: Kehilangan pestisida melalui penguapan selama periode pengamatan dua minggu bervariasi, mulai kurang dari 1% untuk herbisida MCPP sampai 13% dari total insektisida (isazotos dan trichlorfon) yang diaplikasikan. penguapan maksimum terjadi ketika temperatur perrnukaan dan radiasi matahari tertinggi. Untuk mengurangi penguapan, waktu terbaik untuk aplikasi adalah sore hari. 
Residu pestisida secara cepat menempel pada permukaan daun, kurang dari 1 % residu ini pindah (diusap dengan kipas) delapan jam setelah aplikasi. Penyiraman pada petak percobaan segera sesudah aplikasi sangat mengurangi penguapan dan residu yang dapat pindah pada hari pertama sesudah perlakuan.  Kehilangan akibat penguapan jauh (sampai 1000 kali) dibawah tingkat yang mengganggu kesehatan.

Dr Marylynn Yates, University of California: Hamparan rumput yang dipelihara dibawah kondisi fairway dan green padang golf memanfaatkan sebagian besar nitrogen yang diaplikasikan, bahkan dengan irigasi yang berlebihan. Pencucian nitratnitrogen sangat rendah (kurang dari 1%), demikian pula pencucian dan penguapan 2,4-D. Pencucian carbaryl kurang dari 0,1%, sedangkan penguapannya kurang dari 0,05%.

Dr George Snyder. University of Florida: Sejumlah 98 - 99% insektisida yang diaplikasikan berada dalam lapisan thatch. Pergerakan yang lebih besar terjadi pada metabolit fenamiphos, dan nampaknya perlu praktek pengelolaan yang berbeda untuk produk ini. Kurang dari I % pestisida yang diaplikasikan ditemukan pada kain katun segera Sesudah penyemprotan.

Dr Martin Petrovic, Cornell University: Pencucian bahan kimia lebih banyak terjadi pada hamparan rumput yang baru ditanam daripada di hamparan rumput yang sudah berkembang dewasa. Pencucian nitrogen tidak melewati standar air minum yang ditetapkan EPA (Badan Perlindungan Lingkungan USA). dalam perlakuan dengan "skenario paling buruk", 50-60% MCPP tercuci melalui profil berpasir yang kondisi rumputnya jarang atau kurang berkembang selama tahun pertama. Dalam tahun kedua, suatu hujan 7" (kondisi hujan badai) segera setelah aplikasi menyebabkan pencucian yang cukup berarti dari semua jenis tanah.

Dr Thomas Watschke, Penn State University: Terdapat lebih banyak air runoff dari ryegrass dibandingkan dari bentgrass. Hal ini disebabkan lebih banyaknya stolon, bahan organik, dan tingginya kerapatan pada bentgrass. Perbedaan kecepatan infiltrasi tidak terjadi di antara kedua jenis rumput. Makin lama, penambahan thatch mengakibatkan pengurangan runoff.

Jumlah penyiraman harus digandakan (6"/hari) untuk menghasilkan runnof. Hal ini menunjukkan bahwa hamparan rumput mempunyai kapasitas menahan atau memegang air yang baik. Sebagian besar Contoh air runoff yang dianalisa tidak mengandung pestisida. Sedangkan, sisanya mengandung pestisida dengan konsentrasi kurang dari 10 ppb. Konsentrasi nitrogen dan fosfor dalam air runnof kurang dari standar air minum EPA.

Dr Stan Brauen, Washington State University: Penambahan bahan organik terbukti menjadi faktor terpenting mengurangi pencucian nitrogen dari green yang baru dibangun. Aplikasi ringan atau 'spoon feeding"pupuk pada interval 14 hari vs 28 hari secara nyata mengurangi pencucian dari green yang masih muda. Begitu green makin dewasa maka. dosis pupuk menjadi faktor penting. Dosis 3,5 kg Nitrogen per 100 M2 per tahun menghasilkan sedikit atau tidak ada pencucian nitrat. Aplikasi ringan sumber Nitrogen yang slow-release dengan interval yang sering merupakan cara yang sangat baik untuk mencegah pencucian nitrate

Demikian gambaran ringkas tentang hasil penelitian para pakar dari 10 universitas terkemuka dii Amerika. Informasi ini sangat mahal, karena merupakan hasil penelitian dengan biaya lebih dari satu juta dollar! Bagi dunia golf. informasi ilmiah ini mendukung keyakinan para pengelola golf bahwa sebenarnya padang golf yang dikelola dengan baik tidaklah mencemari lingkungan.
Dibandingkan dengan tanaman pertanian lainnya, hamparan rumput yang rapat seperti di padang golf mengurangi runoff: menambah penyerapan pada daun, thatch, dan bahan organik tanah; menjaga degradasi kimiawi dan hayati yang tinggi; mengurangi perkolasi karena sistem perakaran yang ekstensif, penyerapan yang lebih besar, dan kecepatan transpirasi yang tinggi.
Dari hasil ini, Dr Kenna bahkan memperkuat pandangan bahwa daerah dengan hamparan rumput umumnya berperingkat dua setelah hutan perawan dalam kemampuannya mencegah pestisida dan pupuk mencapai air tanah dan air permukaan.
Pelajaran lain yang bisa kita petik di sini adalah pentingnya pengefolaan yang baik. Dengan pengelolaan yang baik potensi pencemaran dapat diperkecil mendekati nol. Untuk itu diperlukan sumberdaya manusia di padang golf yang menguasai teori dan praktek pengelolaan rumput dan lansekap padang golf yang baik. Usaha-usaha untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pekerja di padang golf mutlak diperlukan untuk dapat memenuhi tuntutan zaman yang terus berkembang.

Tidak ada komentar: