Sabtu, 19 Desember 2009

Pemupukan Rumput Padang Golf

Oleh Budi Tjahjono
Pada beberapa lokasi, rumput dapat tumbuh baik dengan hanya sedikit pemupukan.  Namun rumput yang baru ditanam di tanah berpasir atau tanah lapisan bawah yang tidak subur memerlukan penambahan beberapa unsur nutrisi agar dapat terbentuk hamparan rumput yang baik.  Pemupukan di padang golf adalah usaha pemberian nutrisi yang esensial bagi rumput.  Sebagai bagian dari program penanaman dan pemeliharaan rumput padang golf.  Pemupukan sama pentingnya dengan pemangkasan dan irigasi sebagai penentu utama ketahanan dan kualitas rumput padang golf.
          Kebutuhan nutrisi yang optimum bagi pertumbuhan rumput belumlah dimengerti dengan jelas walaupun telah banyak dilakukan penelitian.  Tidak ada kriteria yang sederhana, misalnya produksi, yang dapat digunakan sebagai ukuran kuantitatif untuk respon rumput terhadap pemupukan.  Hal ini berbeda dengan hal pemupukan pada tanaman padi atau tanaman pangan lainnya, dimana pengaruh pemupukan umumnya dapat kita ukur secara kuantitatif dari produksinya.  Rumput kita tanam di padang golf bukan untuk diambil produksi bijinya , tetapi kita harapkan adanya hamparan rumput yang rapat , seragam, dan memenuhi persyaratan kualitas lainnya yang sifatnya sering subyektif.  Untuk memenuhi kualitas yang subyektif itu, misalnya warna hijau yang segar dan merata, dapat dicapai dengan pemupukan nitrogen, namun kadang-kadang kemudian mudah timbul penyakit yang berkaitan dengan penggunaan nitrogen yang berlebihan. 
          Sepanjang kondisi lingkungan mengntungkan, pemelihara rumput padang golf yang tergantung pada alam dan berbekal pengalaman dapat cukup berhasil menjaga kualitas rumput padang golf yang menjadi tanggung jawabnya.  Namun, kini terdapat tuntutan terhadap kualitas rumput yang lebih baik, sedangkan banyak padang golf dibangun pada lahan non produktif yang kondisinya kurang baik bagi rumput yang diimpor.  Penggunaan lapangan yang cukup pada lalulintas pemainnya menambah stress bagi rumput.  Dengan demikian, kini diperlukan keahlian yang lebih tinggi dalam budidaya rumput, termasuk pengetahuan yang luas mengenai pemupukan untuk memenuhi nutrisi rumput padang golf.
Kebutuhan Nutrisi
          Rumput, sebagaimana tanaman lainnya, mengandung material yang sebagian besar terbuat dari bahan organik.  Bahan ini terbentuk dari karbondioksida dan air melalui proses fotosintesa.  Karbohidrat sederhana yang terbentuk kemudian digunakan untuk mensintesa senyawa organik komplek yang tidak hanya mengandung unsur C,H dan O saja, namun juga beberapa unsur lain yang diambil dari tanah.
          Sekarang dikenal adanya 13 unsur mineral dalam tanah yang dianggap penting bagi pertumbuhan rumput.  Jumlah masing-masing unsure dalam tanaman sangat bervariasi, namun secara umum dikelompokkan dalam unsur makro atau primer, unsure sekunder dan unsure mikro tergantung pada jumlah relative yang diperlukan untuk pertumbuhan.  Unsur makro, yaitu Nitrogen (N), Fosfor (P), dan kalium (K), paling umum disuplai dalam bentuk pupuk komersial.  Kebutuhan pupuk pertahun bervariasi menurut jenis unsure spesifik dan kondisi lingkungan.
          Input nutrisi rumput berasal dari pemupukan, deposisi alami dari atmosfer (misal Nitrogen yang terbawa air hujan) dan yang kembali ke tanah dari bagian tanaman yang mati.  Nutrisi ini kemudian keluar dari system pertanaman rumput melalui bagian yang terpangkas, keluar dalam bentuk gas ke atmosfer, tercuci ke bagian tanah yang lebih bawah dan diubah kedalam bentuk yang tak dapat dimanfaatkan tanaman.  Tergantung pada kondisi tanah, besaran output nutrisi dapat berpengaruh terhadap kebutuhan pupuk.  Pada beberapa lokasi, rumput dapat tumbuh baik dengan hanya sedikit pemupukan, namun rumput yang baru ditanam ditanah berpasir atau tanah lapisan bawah yang tidak suburmemerlukan penambahan beberapa unsure nutrisi agar dapat terbentuk hamparan rumput yang baik dan tahan lama.
          Penentuan jumlah masing-masing unsure nutrisi relative sulit dilakukan secara pasti.  Umumnya, aplikasi Nitrogen didasarkan pada pertumbuhan rumput, sedangkan aplikasi Fosfor, Kalium, dan kapur didasarkan pada hasil uji tanah.  Respon rumput terhadap nitrogen dapat diperkirakan dari perubahan warna, hasil pemangkasan dan kerapatan.  Pengalaman dalam aplikasi pupuk sebelumnya, dikaitkan dengan kualitas rumput yang diperoleh, kejadian penyakit, ketahanan rumput terhadap stress lingkungan, dan ketebalan lapisan thatch (antara permukaan tanah dengan bagian rumput yang hijau) dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam aplikasi pupuk berikutnya.
          Untuk contoh tanah yang akan diuji, kedalaman contoh sebaiknya sesuai dengan kedalaman perakaran rumput, yaitu sekitar 10 cm.  Contoh tanah ini diambil dari beberapa lokkasi yang mewakili, kemudian dicampur secara merata dengan jumlah sekitar seperempat liter untuk uji tanah yang rutin.
Bahan Pupuk
          Secara tradisional, analisis pupuk dinyatakan oleh tiga angka berurutan yang menunjukkan persen unsur N, Fosfor tersedia (P2O5), dan Kalium yang dapat larut (K2O).  Contohnya adalah 24-4-12 yang berarti  24 persen N, 4 persen P2O5 dan 12 persen K2O5 yang dapat larut dalam air.  Untuk mendapatkan kandungan P dari P2O5, kalikan dengan) 0,44; sedangkan untuk mendapatkan K dari K2O, kalikan dengan 0,83.  Sumber unsur makro atau unsur primer untuk rumput dapat diperoleh antara lain dari pupuk urea (45% N), IBDU (Isobutylidene diurea, 31% N), superfosfat (20% P2O5), KCl (60% K2O) dan banyak jenis pupuk majemuk yang mengandung ketiga unsur makro diatas dengan komposisi yangg bervariasi.
          Unsur nutrisi sekunder yaitu Kalsium (Ca), Magnesium (Mg) dan Sulfur diserap oleh rumput dalam jumlah sedikit dibawah P.  Ketiganya merupakan unsur pembentuk bahan organik dalam tanaman.  Kalsium terdapat antara lain dalam superfosfat, gypsum, dan kapur pertanian.  Batu kapur dolomite mengandung Ca maupun Mg, dan dengan demikian penting bagi tanah-tanah yang kurang mengandung dua unsure ini.  Unsur S terdapat antara lain dalam pupuk ammonium sulfat dan superfosfat.  Bubuk sulfur kadang-kadang digunakan untuk menurunkan pH tanah yang terlalu tinggi.
          Unsur nutrisi mikro yang hanya sedikit diserap rumput, namun sangat penting peranannya terdiri dari  unsure besi (Fe), Mangan (Mn), Seng (Zn), Tembaga (Cu), Boron (B) Molybdenum (Mo) dan Khlorin (Cl).  Unsur-unsur mikro ini terutama berperan sebagai katalis dalam reaksi-reaksi enzimatik.  Kecuali unsure Fe, umumnya unsure mikro ini jarang diaplikasikan secara langsung dalam bentuk pupuk.  Unsur Fe penting dalam sintesis khlorofil (butir hijau daun) yang merupakan “dapur”nya tanaman.
Aplikasi Pupuk
          Frekuensi dan intensitas pemupukan serta komposisi program pemupukan rumput tergantung pada kondisi rumput dan faktor-faktor lingkungan.  Jenis rumput yang satu mungkin mempunyai kebutuhan nutrisi yang berbeda dengan jenis rumput yang lain untuk mempertahankan pertumbuhan yang normal.  Kondisi lingkungan sangat mempengaruhi kebutuhan pupuk karena hubungan interaktif antara rumput dengan lingkungannya dan efisiensi penggunaan pupuk yang diaplikasikan.
          Rumput yang tumbuh dibawah naungan memerlukan lebih sedikit Nitrogen dibandingkan rumput yang tumbuh dengan sinar matahari penuh.  Hujan dan irigasi mempengaruhi jumlah pupuk yang diserap maupun yang hilang tercuci.  Kondisi tanah mempengaruhi antara lain proses pencucian nutrisi, kehilangan gas Nitrogen dan ketidaklarutan sehingga menentukan nutrisi yang benar-benar tersedia bagi rumput.  Ketinggian pemangkasan mempengaruhi pertumbuhan perakaran dan organ lainnya yang berkaitan dengan kapasitas rumput menyerap nutrisi yang tersedia dalam tanah.
          Dengan begitu banyak faktor yang mempengaruhi status kebutuhan nutrisi rumput, tidaklah mungkin membuat satu program pemupukan yang berlaku untuk semua jenis rumput, yang menjamin pertumbuhan optimum dengan penggunaan nutrisi yang tersedia secara efisien.  Setiap lokasi padang golf harus diteliti untuk menentukan kombinasi sifat-sifat tertentu sebelum menyusun program pemupukan, kemudian catatan pengalaman di lokasi yang bersangkutan diperlukan untuk menyempurnakan program dari waktu ke waktu.
Frekuensi dan Waktu Pemupukan
          Idealnya, nutrisi yang penting dialokasikan sedikit demi sedikit setiap minggu atau dua minggu sekali dalam masa pertumbuhan.  Dengan program yang demikian, takaran secara kontinyu dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan respon rumput.  Kelebihan yang berbahaya dapat dicegah, dan terdapat peluang untuk mencoba bahan baru dalam jumlah sedikit.  Namun, program yang demikian akan sangat mahal dan tidak praktis.
          Cara lainnya yang ekstrim adalah dengan mengaplikasikan semua pupuk yang diperlukan hanya sekali dalam setahun.  Cara ini tentu menghemat tenaga dan biaya peralatan, dan menyederhanakan penyimpanan dan penanganan bahan pupuk.  Untuk rumput yang budidayanya tidak intensif, cara ini bisa diterapkan dengan cukup berhasil.  Namun, untuk rumput dipadang golf diperlukan frekuensi yang lebih sering.  Dalam satu padang golfpun frekuensi pemupukan bisa bervariasi, misalnnya green dipupuk jauh lebih sering disbanding fairway.  Jumlah pemupukan dapat dikurangi dengan penggunaan Nitrogennya dilepas perlahan-lahan, misalnya IBDU, SCU dan bahan organic alami.
          Waktu pemupukan dipengaruhi antara lain oleh toleransi terhadap stress lingkungan dan penyakit.  Dengan mempertimbangkan kedua factor ini, maka program pemupukan harus memasukkan unsure nutrisi yang penting dalam jumlah yang cukup untuk mendukung pertumbuhan.
          Jumlah Nitrogen maksimum yang aman diberikan dalam setiap aplikasi tergantung antara lain pada jenis pupuk, jenis rumput dan tinggi pemangkasan.  Dalam kondisi tumbuh yang baik, secara umum jangan mengaplikasikan Nitrogen yang cepat tersedia (misal urea) lebih dari 100 kg N/ha, sebab dosis yang lebih tinggi akan merangsang pertumbuhan  tajuk yang terlalu cepat atau mungkin malah mematikan.  Rumput yang dipangkas rendah lebih mudah mengalami kerusakan akibat pemberian Nitrogen yang berlebih disbanding rumput yang dipangkas tinggi.
          Cara aplikasi pupuk yag benar sangat penting untuk diperhatikan agar efektif dan efisien.  Pupuk harus diaplikasikan dengan seragam dan untuk itu diperlukan alat dan teknik yang baik.  Memang dulu, terutama untuk green dan lokasi yang sempit, pupuk cukup disebarkan dengan tangan.  Agar merata, maka diperlukan pekerja yang terampil yang mampu berjalan konsisten sambil menyebarkan pupuk dengan merata.  Kini, umumnya telah digunakan alat aplikasi baik tipe semprot untuk pupuk cair dan tipe sebar untuk pupuk butiran, yang dapat dikalibrasi agar pupuk dapat tersebar merata.
          Uraian diatas merupakan dasar yang bersifat umum bagi usaha pemupukan rumput padang golf.  Sudah barang tentu dalam operasionalnya diperlukan penjabaran yang akan terlalu detail untuk pembaca umum yang budiman.  Disamping itu tiap padang golf memerlukan program spesifik sesuai dengan kondisi tanah dan jenis rumputnya serta kondisi lingkungan dilokasi yang bersangkutan.  Pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman superintendent beserta stafnya sangat berperan dalam penyusunan program pemupukan yang baik bagi rumput maupun lingkungan padang golf.  Dan tentunya juga kepuasan anda bermain golf.


Tidak ada komentar: