Sabtu, 01 November 2008

Rumput Bermuda yang Populer

Oleh Budi Tjahjono

Jika anda main di padang golf, terutama yang baru dibangun di Indonesia, maka hampir dapat dipastikan anda memanfaatkan jasa rumput bermuda. Rumput Bermuda memang sangat cocok dan populer digunakan di padang golf Indonesia maupun negara lain sekitar katulistiwa. Pasar benih rumput bermuda saat ini mengalami booming secara internasional khususnya di Asia Pasifik yang meraup untung, sebagaimana anda duga, adalah produsen benih rumput di Amerika. Hal ini tidak mengherankan, karena Amerika sangat maju dalam program pemuliaan dan produksi benih rumput unggulnya.

Banyak keunggulannya
Rumput bermuda yang tumbuh liar di Indonesia lebih dikenal dengan nama rumput grinting. Dalam dunia ilmu rumput ini dikenal dengan nama Cynodon L.C. Rich. Cynodon dactylon adalah spesies yang paling umum untuk turf, dan sering disebut sebagai "common bermuda". Sudah tentu, rumput bermuda yang ditanam bukanlah dari jenis yang liar, namun yang sudah diseleksi atau dimuliakan.

Rumput bermuda beradaptasi untuk daerah beriklim dan me­nyebar dengan stolon dan rhizome membentuk lempengan yang tahan tahunan. Tumbuh pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah liat sampai tanah pasir asalkan cukup subur. Cukup tahan terhadap kon­disi tanah yang masam maupun basa. Rumput ini kurang baik per­tumbuhannya pada tempat yang teduh dan pada tanah yang becek.

Rumput bermuda mempunyai laju pertumbuhan yang tercepat dibanding rumput lain yang beradaptasi di daerah tropis. Laju pemulihannya setelah mengalami kerusakan juga cepat. Rumput ini responsif terhadap pemupukan dan pengairan, sehingga untuk mendapatkan kualitas yang baik diperlukan intensitas budidaya yang tinggi. Toleransi terhadap pemangkasan yang sering dan pendek sangat baik karena pertumbuhannya yang menjalar. Bahkan varietas Tifgreen dan Tifdward tahan terhadap pemangkasan sampai setinggi 6 mm. Pangkasan yang terlalu tinggi akan menghasilkan pertumbuhan batang yang tegak sehingga dapat menimbulkan masalah thatching dan scalping. Selain dengan pengaturan tinggi dan frekuensi pemangkasan, masalah thatching dan scalping dapat diatasi dengan topdressing dan verticutting.

Banyak Varietasnya
Sebagaimana kita kenal ada berbagai varietas pada padi (Oryzasativa), pada rumput bermuda juga terdapat banyak varietas hasil seleksi dan yang telah dimuliakan. Kebanyakan varietas yang dimuliakan bersifat steril (tidak menghasilkan benih yang dapat tumbuh) dan learns diperbanyak secara vegetatif.

Para pemulia tanaman di Indonesia telah banvak melakukan seleksi dari persilangan berbagai jenis padi, namun karena rumput belum merupakan prioritas pemerintah maka usaha seleksinyapun belum ada. Entah kalau pihak swasta ada yang berminat memperhatikan pemuliaan rumput asli Indonesia sehingga bisa didapatkan jenis rumput unggul untuk green atau fairway padang golf, Beberapa contoh varietas rumput bermuda hasil seleksi dan pemuliaan yang dilakukan di Amerika adalah Everglades, Midway Pee Dee, Royal Cape, Texturf 10, Tifdwarf, Tiffine, Tiffgreen, Tiflawn, Tifway dan U‑3. Beberapa varietas ini, terutama Tifway. Tiffine, Tifgreen dan Tifdwarf yang dihasilkan oleh Balai Percobaan Pertanian Georgia di Tifton dari Divisi Penelitian Tanaman Departemen Pertanian Amerika, sangat populer di Indonesia. Keempat varietas ini merupakan hibrida turunan pertama (F1) antara C dactylon dengan C transvaalensis. Keempat varietas ini diperbanyak secara vegetatif dengan stolon, tidak bisa dengan benih.

Yang bisa diperbanvak dengan benih adalah varietas dari ‘common bermuda’ (C. Dactylon). Varietas yang benihnya tersedia secara komersial di pasaran internasional adalah Guymon, New Mex Sahara, Sonesta, Cheyene, Sundevil. dan Arizona Common. Menurut para peneliti, dalam waktu tak lama lagi akan dihasilkan varietas‑varietas baru yang dapat diperbanyak dengan benih. Keuntungan tersedianya benih adalah biaya yang lebih murah, praktis pengirimannya sampai jarak jauh, dan dapat disimpan lebih lama dibanding stolon atau lempengan rumput (bahan vegetatif).

Tifway, berdaun hijau tua dan kaku. Waktu masih dalarn petak percobaan, varietas ini diberi nomor Tifton 419. Tifway dinilai sama atau lebill dibanding Tiffine dan Tifgreen dalam sifat ketahanan terhadap penyakit, kerapatan, letahanan terhadap gulnia, produksi malai dan kecepatan menyebar. Paling cocok untuk fairway, tee dan halaman rumah.
Tiffine, yang di petak percobaan disebut Tifton 127, dibanding "common bermuda" daunnya lebih hijau muda, lebih tahan penyakit, dan jauh lebih halus teksturnya
Tifgreen, rnerupakan hibrida terbaik diantara beberapa turunan pertama C dactylon dengan C. transvaalensis DiLilj dengan kode Tifton 328, mempunyai ketahanan terhadap penyakit, berwarna hijau tua. Untuk green, Tifgreen ini membentuk permukaan putting yang lebih baik dibanding Tiffine

Tifdwarf, dibuktikan merupakan mutan vegetatif yang terjadi dalam Tifgreen (Tifton 328) di Tifton sebelum stok penanaman pertama dikirim keluar untuk percobaan awal. Suatu tipe kerdil dengan daun, batang, buku dan malai yang kecil, pendek, tahan terhadap pemangkasan 6 mm, lebih bagus daripada Tifgreen. Dibanding Tifgreen, varietas mutan ini lebih hijau tua, memerlukan pupuk lebih sedikit untuk mendapatkan warna vang sama dan sebanding dalam ketahanannya terhadap penyakit

Untuk membedakan antar varietas ini memang memerlukan pengetahuan dan ketelitian khusus memang beberapa varie­tas ini dapat dibedakan dari sifat vegetatifnya , yang tampak dengan mata biasa, namun seiring hal ini bisa berubah penampilannya dipe­ngaruhi oleh antara lain kondisi tumbuh (suhu kesuburan, cahaya dan lain‑lain) dan cara pemeliharaan (tinggi dan frekuensi pemangkasan pemupukan dan lain­-lain) kini dengan teknis yang canggih berdasarkan biologi mole­kuler, masing‑masing varietas dapat diketahui "sidik jari" DNA­-nya, sehingga secara laboratoris dapat dibedakan dengan jelas. Dengan teknik ini dapat ditentukan pula apakah suatu varietas masih murni atau telah berubah sifat, karena mengalami mutasi genetik.

Hama dan penyakit
Beberapa penyakit yang se­ring terdapat pada rumput ber­muda antara lain bercak daun oleh jamur‑jamur Curvularia Sp., Helminthosporium sp., dan Bipo­laris sp., "brown patch" (Rhizoctonia sp.), busuk Pythium, dan "dollar spot". Sedangkan hama utamanya , adalah ulat grayak dan anjing tanah (orong‑orong). Selain yang utama itu, tentu banyak peng­ganggu lainnya vang relatif kurang penting seperti belalang, wereng daun, beberapa jenis kumbang kecil, nematoda dan lain‑lain.

Banyak hal lain tentang rumput bermuda yang‑ secara teknis dapat dibahas panjang lebar, namun bukan maksud sayauntuk menyajikannya secara lebih detail. Namun ingin penulis sampaikan bahwa ternyata rumputpun dapat merupakan komoditas inter­nasional yang bernilai tinggi, yang tidak hanya menarik bagi para pengusaha, namun juga para pene­liti untuk mempelajari dan mengembangkannya bagi kepenting­an manusia umumnva, dan bagi anda para landscaper khususnya

2 komentar:

noeyagungbsband mengatakan...

maaf mo tnya, rumput bermuda yg cocok untuk iklim di Indonesia yg jenis apa??,..

ijoasri mengatakan...

dimanakah penjual biji rumput bermuda?